Senin, 01 Desember 2014

The Opening of December : Prom and Prejudice (Book Review)



Hello readers, hello book lovers, hello everybody ^_^
Cieee sekarang udah Desember nih. What’s your Deecember Wish? Mau sharing boleh kok di commnt  :) kalo Diana December Wishnya itu bisa dapet nilai UAS 1 yang baik, memuaskan, nggak ada yang remidi hihi... terus bisa nngerayain Natal dengan penuh kebahagiaan bersama keluarga. Amen :)
Ekhm... sekarang langsung aja deh ya, Diana kasih review novel yang ketjeh :D. Capcuss... and hope you like it ^^


Judul             : Prom and Prejudice
Penulis          : Elizabeth Eulberg
Penerjemah   : Retno Retnadi
Penerbit        : Bentang Belia
ISBN            : 978-602-9397-01-7
Halaman       : 211

Elzabeth Bannet atau yang akrab dipanggil Lizzie adalah anak beasiswa yang bersekolah di Akademi Longbourn. Akademi Longbourn memiliki pesta dansa yang sudah menjadi tradisi. Pesta dansa tersebut bukanlah pesta dansa biasa, melainkan menjadi kesempatan bergengsi agar kelak dapat melebur dalam komunitas kelas atas. Biasanya cowok Pemberley akan mengajak cewek Longbourn ke prom. Namun sayangnya Longbourn menganggap anak beasiswa sebagai aib. Karena Lizzie berstatus sebagai anak beasiswa, Lizzie menjadi korban bullying. Akhirnya Lizzie pun jadi anti dengan yang namanya orang kaya.
Untung ada sahabat Lizzie yang bernama Jane. Jane adalah orang kaya yang tidak sombong. Ada pula Charlotte dan Charles pacar Jane. Namun, ada juga satu orang yang dibenci Lizzie. Dia adalah Will Darcy. Cowok yang menurut penilaian Lizzie adalah cowok congkak, tapi Lizzie sudah salah paham akan hal tersebut.
Hari-hari Lizzie diisi dengan berlatih piano, bekerja, dan belajar. Ada pula saat dimana Jane mengajak serta memaksa Lizzie supaya datang ke pesta bersamanya. Demi Jane, akhirnya Lizzie bersedia saja datang ke pesta walaupun dia tak terlalu berminat. Namun, apapun untuk kebahagiaan Jane.
Jane juga ingin supaya Lizzie dekat dengan Charles dan teman-teman Charles yang lain. Salah satunya adalah Darcy. Namun, Lizzie sudah terlanjur membenci Darcy. Lizzie hanya benar-benar ingin membalas kebaikan Jane, sehingga dia pasrah saja saat Jane memerintahkannya untuk lebih kenal dengan Charles dan teman-temannya, namun Lizzie memang tak keberatan berkenalan dengan Charles lebih dekat karena Charles adalah cowok baik.
Hari demi hari berlalu hingga sebentar lagi akan diadakan prom. Semua orang membicarakan tentang prom. Namun tidak dengan Lizzie. Dia tak berminat untuk datang ke prom walaupun ada satu orang cowok Pemberley yang mengajaknya datang ke prom bersama. Di lain sisi, ada juga George Wickham anak beasiswa yang diusir dari Pemberley. Lizzie menyukai Wick. Apalagi mereka sama-sama anak beasiswa. Namun Wick memiliki masalah dengan Darcy dan Wick mengumbar-umbar cerita yang membuat Lizzie menjadi lebih benci terhadap Wick.
Sementara itu, Darcy semakin perhatian ke Lizzie. Namun Lizzie tetap membenci Darcy. Darcy memiliki sebuah perasaan terhadap Lizzie. Namun Lizzie malah menganggapnya sebagai penghinaan. Walaupun Lizzie membenci Darcy dan sering berkata kasar kepadanya, Darcy tetap berusaha mengambil hati Lizzie dengan cara yang luar biasa dan tak terduga.
***

“Kalau kau memang enggak punya perasaan apa pun pada Will Darcy, kenapa wajahmu merah dan tanganmu merapikan rambut?”


Wow! The story can make me feel... feel.. oh my gosh! I can’t explain it! Intinya itu novel ini luar biasa!
            Cover novel ini sangat menarik. Cover yang simple namun juga mempesona. Dari tulisan judulnya saja sudah menarik. Tulisan judul menggunakan font yang tak biasa. Begitu juga dengan tagline dan nama penulisnya. Covernya menjadi lebih menarik dan sweet karena judul yang diberi text highlight color dan juga gambar seorang cewek feminim menggunakan pakaian yang sweet dan gambar seorang cowok cool. Warna dasar cover adalah putih.
            Penokohan cover novel ini juga sangat kuat. Karakter tokoh yang kuat membuat ceritanya menjadi lebih hidup. Dari karakter memang cukup kuat, tapi secara fisik kurang begitu kuat. Masih sulit membayang sosok Lizzie, Jane atau yang lainnya.
            Dari alur memang sudah cukup bagus, namun sayangnya alur ceritanya terlalu cepat. Coba aja deh kalo alurnya diceritkan dengan detail dan jangan terlalu cepat, pasti novel ini bakalan lebih bagus lagi. Diksi novel ini juga udah pas. Nggak terlalu formal tapi juga ngak terlalu santai.
            Nah, pada initinya novel ini sangat menggugah untuk dibaca. Aku udah membuktikannya. Novel ini dapat kurampungkan dalam satu hari! Rasanya nggak pengen berhenti baca. Buktikan sendiri, okay? ;)


“Aku akan mengajakmu berkencan ke tempat yang sangat sederhana, sangat nggak-Pemberley. Enggakk akan ada kristal, enggak ada masakan foie apa pun, dan yang lebih penting nggak ada pesta dansa gila-gilaan. Hanya ada kau, aku, dan makanan Italia yang lezat.”

0 komentar:

Posting Komentar